29 Maret 2008

28 Maret 2008

Zee Band bernostalgia I

Selesai show di GSM Cafe, Zee Band foto bareng.

Zee Band Bernostalgia II

Foto-foto ini diabadikan sewaktu zee band masih latihan di studio miliknya Pak Retno. Thanx to Pak Retno.

07 Februari 2008

POPPY MONICA

Boneka mungil yang lucu dan manis, bikin gemas yang memandang"..itu makna nama tersebut Terjun ke dunia seni sejak usia 4 tahun atas bimbingan dan support dari mama ( yang sejak kecil juga terjun ke dunia tari atas dorongan nenek ). Katakanlah "turun-temurun". Berawal dari menari hingga akhirnya lebih suka menyanyi dan menekuni bidang ini. Berbagai kejuaraan menari dan menyanyi diraih, mulai tingkat Kabupaten sampai dengan nasional (kurang lebih 115 penghargaan). Bahkan dengan berbekal keberanian, kota jakarta menjadi tempat mengasah bakat untuk tingkat yang lebih kualitatif dan kompetitif. Alhasil, sebagai pemenang ajang adu bakat menyanyi tingkat nasional, album dangdut pertama bertajuk MAMA produksi MSM Record tahun 1996, berhasil diluncurkan. Sayangnya, karena sistem/strategi promosi yang kurang "matang", album ini kurang sukses dipasarkan, tapi cucup sukses sebagai "teman di saat santai" yang sering di request di radio-radio seluruh Indonesia. Tawaran iklanpun datang. Bersama Bapak Asmuni ( pelawak ), membintangi iklan produk SASA (penyedap rasa) sampai tahun 1998. Lalu menyusul produk SALEP 88 (1998-2002) bersama Jaja Miharja, untuk media radio. Tahun 2000 : Album dangdut berbumbu SKA diluncurkan, yaitu TELER & BUJANGAN. Kali ini "Skadut Bujangan cukup booming, bahkan mendapt penghargaan sebagai "musik dangdut kreatif pendatang baru terbaik" dalam Anugrah Dangdut TPI (AD TPI ) 2000. Ini berkat ketrampilan & kepiawaian Bang Hendrik "Batavia" mengarrangement musik dan tim kreatif yang solid ISPRO Rec. Tawaran sinetron drama durasi dua setengah jam juga datang. Sebagai pemain baru di kancah persinetronan ( tanpa sekolah akting, hanya mengandalkan bakat ), pada tahun itu Poppy sudah dianggap mampu memainkan porsi peran utama dalam judul Getar Kasih yang di sutradarai Vick Hidayat di TVRI. Tahun 2001 : Awal masuk kuliah di Fak.Seni Pertunjukkan IKJ 2 jingle produk iklan KOPI ONO & KALPANAX juga "memakai" suara Poppy Monica Tahun 2002 : Album kompilasi Disco Remix berlabel DAHSYAT diluncurkan, masih produksi ISPRO Rec. Walaupun promo cuma di radio-radio, tapi lagu ini cukup sukses dipasaran. Berawal dair promo ke salah satu radio terbesar di Bogor, Poppy mendapat tawaran sebagai penyiar tamu di radio Megaswara tersebut. Sekali lagi, cuma berbekal keberanian, keyakinan, ingin belajar & mencoba, tawaran itu diterima. Baru saja mulai bisa membagi waktu antara show, kuliah, & siaran, datang tawaran menjadi dubber untuk sandiwara radio "Menteng Pangkalan" bersama Teater Bunga Rampai di perusahaan yang bergerak di bidang LSM bernama CGI ( Common Ground Indonesia ). Langsung saja diterima selama Poppy "mampu" dan tidak bentrok jadwal antara 1 aktvitas dengan aktivitas yang lain. Tahun 2006 : Mendapat kesempatan menjadi presenter acara DDT BGT (Dangdut Banget) di Megaswara Bogor. Pertengahan tahun meluncurkan SMS ( 2 ) produksi IVA Record. Tapi baru berjalan 6 bulan, kaset & VCD terpaksa ditarik dari pasar karena ada masalah teknis antara perusahaan & pencipta. Kini dijelang akhir tahun 2007, Poppy mencoba membuat sesuatu yang baru. Poppy Monica"tidak sendiri lagi". Hubungi aku via mas Bowie ya!

12 Januari 2008

Wedding Party

Selamat menempuh hidup baru. Tau gak siapa yang nikah? Uupps..Inilah keluarga besar Zee Band.

Zee Band Tempo Dulu

Pada formasi ini kesaktian Zee Band sungguh luar biasa. (dari kiri ke kanan; Yuza, Azis, Bowie, Ink, Wati, Veron, Aris, Jimmy dan Toni). Special thank's to : Mas Yosi di Jakarta & Hans Sound System (Acun)..atas kerjasamanya.

Sahabat Musik Kami Terbaik (part II)

Wati....karakter vocalnya sungguh fantastis. Jangkauan nada2 tinggi merupakan mainan doski  sewaktu di zee band. Repertoir lagunya juga ok..R&B, Jazz, Pop di makan habis. Apalagi dangdut..gak di ragukan lagi. Lagu India...di kunyah habis men! Mo tau gak, cengkok dangdutnya asik punya.he..he. Sekarang wati berada di Banjarmasin, menjalankan tugas sebagai karyawati perusahaan telekomunikasi. Ngeband lagi yuk!!

10 Januari 2008

Belakang Panggung

Heri Joni berpose dengan Dirly Idol  seusai penampilannya bersama Zee Band. Heri Joni adalah salah satu penggemar fanatik Dirly Idol...he...he...he

Sejarah Studio Rekaman Indonesia

Sejarah industri rekaman di Indonesia bisa berawal dari dua tempat: Lokananta di Surakarta dan Irama di Menteng Jakarta. 'Lokananta' milik pemerintah, dan banyak melahirkan lagu-lagu daerah, sementara 'Irama' milik Mas Yos, banyak melahirkan lagu-lagu hiburan sebutan untuk lagu pop sekarang. Nama-nama Rachmat Kartolo, Nien Lesmana, sampai Patty Sisters pernah rekaman di 'Irama' yang awalnya hanya sebuah studio kecil di sebuah garasi di Menteng, Jakarta Pusat. Peristiwa rekaman itu terjadi di ujung tahun 1950-an hingga memasuki tahun 1960-an. Lalu, memasuki awal tahun 1970-an, di daerah Bandengan Selatan Jakarta Kota, berdiri studio rekaman Dimita yang dikomandani oleh Dick Tamimi. Studio rekaman ini juga menjadi pioner rekaman lagu-lagu pop, karena di tempat ini nama-nama tenar Koes Bersaudara, Panbers, Dara Puspita, Rasela, lahir. Sampai dengan tahun 1975 Dimita tetap berjaya, bahkan dengan keunikannya: musisi harus berjuang memburu jangkrik, atau rekaman harus break karena ada kereta api lewat. Ini tentu gara-gara akustik studio tidak memadai, sementara teknologi rekaman pun masih me- ngandalkan jumlah track yang kecil: 8 tracks. Dimita memang terletak di pinggir rel kereta api. 'Kecelakaan' ini menyebabkan, begitu lamanya proses rekaman dilakukan. Jika jaman sekarang satu shift dihitung antara 7 atau 8 jam, jaman dulu kala produser rekaman agak membiarkan artisnya berkreasi. Sebab, dari tahun 50-an hingga pertengahan tahun 70-an, studio rekaman tak ada yang disewakan. Pemilik studio adalah eksekutif produsernya sendiri. Perkara berburu jangkrik misalnya. Kamu bakal kaget mendengar cerita Benny Panjaitan, gitaris dan komposer Panbers, tatkala merekam album perdananya di Dimita, berkali-kali harus mencari jangkrik yang mengganggu konsentrasinya ber- nyanyi pada saat vokalis Panbers ini harus take vokal. Dick Tamimi, Mas Yos adalah nama-nama pioner pemilik studio rekaman. Setelah itu muncul raja studio rekaman Indonesia, dan kelak dianggap sebagai produser legendaris yang menguasai pangsa pasar terbesar di Indonesia, yakni Yamin Wijaya atau biasa disebut Amin Cengli yang memiliki studio rekaman Metropolitan kini Musica Studio's dan satunya, sang raja adalah Eugene Timothy, mengomandani perusahaan rekaman Remaco. Remaco pernah menjadi perusahaan rekaman ter- besar di Indonesia, dengan akses kuat ke pergaulan di dunia rekaman Internasional, karena pada saat membuat Piringan Hitam ( PH ), seperti Irama, Lokananta, dan Dimita, Remaco masih memakai perusahan pembuat matris pencetak PH di Singa- pura. Di Remaco, lahir nama-nama besar Bimbo, D'Lloyds, The Mercy's dan kelak Koes Bersaudara yang pada tahun 1967 berubah nama menjadi Koes Plus pun pindah ke tempat ini, karena iming-iming bonus Mercy terbaru untuk komposernya, Tony Koeswoyo. Sementara itu, Amin Cengli banyak mengandalkan pertemanan, antara lain merekam kawannya sendiri, album pop jazz Ireng Maulana. Namun, kelak Metropolitan menjadi perusahaan rekaman besar dengan nama baru Musica Studio's, dan tatkala Amin meninggal dunia semua aset keluarga dan kerajaan bisnis studionya diserahkan pada adik-adiknya, antaralain Indrawati Wijaya (Acin ), Acu Wijaya dan adik-adiknya yang lain. Tatkala Remaco ambruk pada awal tahun 80-an dan Eugene tinggal mengandalkan sejumlah master rekaman yang masih dimilikinya, baik sejak di era rekaman PH maupun kaset rekaman, Musica ganti menunjukkan dominasinya. Di tempat ini diterapkan sistem rekam yang banyak mengandalkan insting humanisme. Dengan cara-cara 'persaudaraan-pertemanan', banyak sekali artis musisi yang mampu bertahan lama, dikontrak jangka panjang oleh Musica. Sebagai contoh nama Chrisye, lebih dari 80% karier rekamannya yang dimulai dari jaman album solo Sabda Alam (1978) sampai album Badai Pasti Berlalu (1999), direkam 'sebagian besar' di Musica. Sebelumnya, bersekutu dengan Eros Djarot, Debbie Nasution, Odink, Ronny Harahap, Guruh Soekarno, Gauri Nasution juga Kompiang Raka yang membawa musisi pentatonik Bali. Chrisye dan Berlian Hutauruk merekam album Guruh Gipsy di studio Tri Angkasa yang 'hanya' 16 tracks di Kebayoran Baru. Rekaman yang disebut terakhir inilah sebenarnya embrio lahirnya album paramusisi 'gedongan', yang melahirkan album monumental Badai Pasti Berlalu, juga album Jurang Pemisah yang digarap Jockie Suryoprayogo. ( 1976 ).   Sumber: www.studiomusik.info

New Comer

Cewek manis kelahiran Pontianak ini adalah pendatang baru di dunia entertainment. Vocalnya bagus dan mempunyai warna. Ketika ikut latihan di Bowie Music Room, cewek manis ini mempunyai impian agar dapat diterima sebagai penyanyi di lingkungan musisi Pontianak. Ngeband ok...Organ Tunggal juga ok. "Jika ingin mengajak aku nyanyi, hubungi mas Bowie saja." ungkapnya di akhir latihan.